SELAMAT DAN SUKSES PELANTIKAN MENTERI PENDIDIKAN TINGGI SAINS DAN TEKNOLOGI SERTA MENTERI AGAMA RI 2024-2029

Ungaran-21 Oktober 2024

FAI News-Presiden Prabowo Subianto telah mengumumkan komposisi kabinet pemerintahan yang dinamakannya Kabinet Merah Putih, Ahad, 20 Oktober 2024. Pada urutan ke-18, nama Satryo Soemantri Brodjonegoro diumumkan Prabowo untuk menjabat sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. 

Nama Satryo tidak asing di dunia riset dan kependidikan. Melansir dari laman Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), total publikasinya setidaknya 99 karya. Lahir di Delft, Belanda pada 5 Januari 1956, dia merupakan akademisi sekaligus ilmuwan.

Setelah meraih gelar Ph.D di bidang teknik mesin dari University of California, Berkeley, USA tahun 1985, Satryo bergabung ke Institut Teknologi Bandung (ITB). Pada 1992, ia dipilih sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin ITB. Satryo pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi atau Dirjen Dikti pada 1999-2007. Di bawah kepemimpinanya, pembaharuan pendidikan tinggi Indonesia mulai pada Desember 2000 saat institusi pendidikan tinggi yang besar diubah menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN).

Keanggotaannya di AIPI sejak tahun 2008. Dia pernah masuk Komisi Ilmu Rekayasa dan Kepakaran Mechanical Engineering di organisasi ini. Pada 2013, ia menjabat sebagai Wakil Ketua AIPI hingga 2018. Satryo menjadi Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI)  pada periode 2018-2023.

Satryo juga pernah bergabung dengan tim Japan International Cooperation Agency atau yang lebih dikenal dengan nama JICA, dalam perencanaan gedung fakultas teknik Universitas Hasanudin di Gowa. Saat ini ia tercatat aktif sebagai dosen tamu di bidang teknik mesin di Toyohashi University of Technology, Jepang, dan ITB.

Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA dipercaya menjadi Menteri Agama oleh Presiden Prabowo Subianto dalam Kabinet Merah Putih periode 2024-2029. Nasaruddin adalah seorang tokoh terkemuka dalam dunia Islam Indonesia yang telah memberikan kontribusi yang tak ternilai dalam bidang agama, pendidikan, dan dialog antar-agama. 

Nasaruddin Umar adalah seorang cendekiawan dan pemimpin agama yang mengabdikan hidupnya untuk kepentingan Islam dan negaranya. Ia lahir di Tanag Bugis, tepatnya di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, pada 23 Juni 1959, dan saat ini, dia tinggal di alamat Jl. Ampera 1 No. 10, Ragunan, Pasar Minggu. 

Kepintarannya dan dedikasinya dalam bidang agama terlihat melalui penulisan 12 buku, termasuk karya berjudul “Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Quran,” yang mengungkapkan hasil penelitiannya tentang bias gender dalam Al-Quran. 

Selain itu, Nasaruddin Umar adalah pendiri organisasi lintas agama Masyarakat Dialog antar Umat Beragama (MADIA) dan menjabat sebagai Sekretaris Umum Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan (LSIK) di Jakarta. 

Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA juga terlibat dalam organisasi-organisasi keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dia juga diketahui menduduki berbagai jabatan penting, termasuk sebagai Wakil Menteri Agama Republik Indonesia era Presiden Jokowi sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal. 

Perjalanan pendidikan Nasaruddin Umar mencerminkan semangatnya untuk mengejar ilmu yang tiada henti. Ia memulai pendidikan dasarnya di SDN 6, Ujung-Bone, pada tahun 1970, dan dari situ, ia melanjutkan ke Madrasah Ibtida’iyah di Pesantren As’adiyah Sengkang pada tahun 1971. 

Ini adalah langkah awal dalam pendidikan agamanya. Selama beberapa tahun berikutnya, Nasaruddin Umar menempuh pendidikan di Pesantren As’adiyah Sengkang, di mana ia menyelesaikan PGA selama 4 tahun dan PGA selama 6 tahun. Pendidikan formalnya melanjutkan dengan meraih gelar Sarjana Muda dari Fakultas Syari’ah IAIN Alauddin Ujung Pandang pada tahun 1980. 

Ia kemudian menerima gelar Sarjana Lengkap (Sarjana Teladan) dalam bidang yang sama pada tahun 1984. Studi pascasarjana dijalani dengan mengejar program S2 tanpa tesis di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 1990-1992. Nasaruddin Umar juga mengambil langkah besar dengan studi S3, lulus sebagai alumni terbaik, dengan menyelesaikan disertasinya tentang “Perspektif Jender dalam Al-Quran” pada tahun 1998. 

Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA juga mengambil program studi sebagai visiting student di berbagai perguruan tinggi terkemuka di berbagai negara, termasuk McGill University di Kanada, Leiden University di Belanda, dan Paris University di Perancis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *